Sepulangku mengepul asap di depan pintu,
memandang dungu di keterasingan bahu.
Hening hanya berjumpa rindu,
Ingin berbalik,
masih dihantui rindu.
Mana cat tembok rumahku masih saja biru,
bentuk kursi bambu kulihat semakin memadu.
Dan aku terkejut memaki diri,
tampak muka bapakku yang sayu terhimpit umur.
Matanya tak lagi kulihat gambar cermelang burung elang,
hanya sisa warna perkutut mendengkur malas.
Aku berlinang memeluk tubuhnya yang rapuh.
memaksa rindu terus menghajar,
semakin erat meremas penyesalanku
Diberitahu muka bapak yang bisu ikut menghajarku pula.
(David Christiyanto)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar